Isnin, 22 November 2010

Mencintai Dan Membenci Kerana Allah...

   Marilah kita tingkatkan ketaqwaan kita kepada Allah Azza wajalla, yang telah menganugerahkan rasa cinta dan benci dihati para makhlukNya. Dan hanya Dia pulalah yang berhak mengatur kepada siapakah kita harus mencintai dan kepada siapa pula kita harus membenci.

Cinta yang paling tinggi dan paling wajib serta yang paling bermanfaat mutlak adalah cinta kepada Allah Ta’ala semata, diiringi terbentuknya jiwa oleh sikap hanya menuhankan Allah Ta’ala saja. Karena yang namanya Tuhan adalah sesuatu yang hati manusia condong kepadaNya dengan penuh rasa cinta dengan meng-agungkan dan membesarkanNya, tunduk dan pasrah secara total serta menghamba kepadaNya. Allah Ta’ala wajib dicintai karena DzatNya sendiri,sedangkan yang selain Allah Ta’ala dicintai hanya sebagai konsekuensi dari rasa cinta kepada Allah Ta’ala.

Rasulullah SAW bersabda :

“Tali iman yang paling kuat adalah mencintai karena Allah dan membenci karena Allah.”(HR.At-Tirmidzi)

“Barangsiapa yang mencintai karena Allah, membenci karena Allah, memberi karena Allah dan tidak memberi karena Allah, maka sungguh telah sempurna Imannya.” (HR. Abu Dawud dan At-Tirmidzi)

Dari dua hadits di atas kita bisa mengetahui bahwa kita harus memberikan kecintaan dan kesetiaan kita hanya kepada Allah semata. Kita harus mencintai terhadap sesuatu yang dicintai Allah, membenci terhadap segala yang dibenci Allah, ridla kepada apa yang diridlai Allah, tidak ridla kepada yang tidak diridlai Allah, memerintahkan kepada apa yang diperintahkan Allah, mencegah segala yang dicegah Allah, memberi kepada orang yang Allah cintai untuk memberikan dan tidak memberikan kepada orang yang Allah tidak suka jika ia diberi.

Dalam pengertian menurut syariat, dimaksud dengan al-hubbu fillah (mencintai karena Allah) adalah mencurahkan kasih sayang dan kecintaan kepada orang –orang yang beriman dan taat kepada Allah ta’ala karena keimanan dan ketaatan yang mereka lakukan.Sedangkan yang dimaksud dengan al-bughdu fillah (benci karena Allah) adalah mencurahkan ketidaksukaan dan kebencian kepada orang-orang yang mempersekutukanNya dan kepada orang-orang yang keluar dari ketaatan kepadaNya dikarenakan mereka telah melakukan perbuatan yang mendatangkan kemarahan dan kebencian Allah, meskipun mereka itu adalah
orang-orang yang dekat hubungan dengan kita, sebagaimana firman Allah Ta’ala:

“Kamu tidak akan mendapatkan suatu kaum yang beriman kepada Allah dan hari akhirat, saling kasih sayang dengan orang yang menentang Allah dan RasulNya, sekalipun orang orang itu bapak-bapak, anak-anak sauadara-saudara ataupun saudara keluarga mereka.”(Al-Mujadalah:22)

Jadi, para sahabat, tabi’in, serta pengikut mereka di seluruh penjuru dunia adalah orang-orang yang lebih berhak untuk kita cintai (meskipun kita tidak punya hubungan apa-apa dengan mereka), dari pada orang-orang yang dekat dengan kita seperti tetangga kita, orang tua kita, anak-anak kita sendiri, saudara-saudara kita, ataupun saudara kita yang lain, apabila mereka itu membenci, memusuhi dan menentang Allah dan RasulNya dan tidak melakukan ketaatan kepada Allah dan RasulNya maka kita tidak berhak untuk mencintai melebihi orang-orang yang berjalan di atas al-haq dan orang yang selalu taat kepada Allah dan rasulNya. Demikian juga kecintaan dan kebencian yang tidak disyari’atkan adalah yang tidak berpedoman pada kitabullah dan sunnah Rasulullah Shalallaahu alaihi wasalam. Dan hal ini bermacam-macam jenisnya di antaranya adalah: kecintaan dan kebencian yang dimotifasi oleh harta kekayaan, derajat dan kedudukan, suku bangsa, kecantikan, kefakiran, kekeluargaan dan lain-lain, tanpa memperdulikan norma-norma agama yang telah digariskan oleh Allah Ta’ala

Ada beberapa faktor yang dapat mengukuhkan kecintaan dijalan Allah, antara lain:

1. Memberitahukan kepada orang yang dicintai bahwa kita mencintai karena Allah ta’ala.

Diriwayatkan dari Abu Dzar Radhiallaahu anhu, bahwa ia mendengar Rasulullah Shalallaahu alaihi wasalam bersabda:
“Apabila ada seorang dari kalian mencintai temannya hendaklah dia datangi rumahnya dan mengkhabarinya bahwa ia mencintainya (seorang teman tadi) kerena Allah Ta’ala.” (HR.Ibnul Mubarok dalam kitab Az-Zuhdu, hal 712 dengan sanad shohih)

2. Saling memberi hadiah

Rasulullah Saw bersabda dalam riwayat Abu Hurairah Radhiallaahu anhu:
“Saling memberi hadiahlah kalian, niscaya kalian akan saling mencintai.” (HR. Al-Bukhari dalam kitab Adabul Mufrod, hal 120 dan Baihaqi 6/169 dengan sanad hasan)

3. Saling mengunjungi

Rasulullah bersabda dalam riwayat Abu Hurairah .
“Wahai Abu Hurairah! berkunjunglah engkau dengan baik tidak terlalu sering dan terlalu jarang, niscaya akan bertambah sesuatu dengan kecintaan.” (HR.Thabrani dan Baihaqi dengan sanad yang shahih)

4. Saling menyebarkan salam.

Rasulullah Saw bersabda :
“Tidaklah kalian masuk Surga sehingga kalian beriman, tidakkah kalian beriman sehingga kalian saling mencintai, Maukah kamu aku tunjukkan tentang sesuatu yang apabila kalian melakukan-nya akan saling mencintai? Sebarkanlah salam di antara kalian.” (HR. Muslim 2/35).

5. Meninggalkan dosa-dosa.

Dalam hal ini Rasulullah bersabda:
“Tidaklah dua orang yang saling mencintai karena Allah atau karena Islam kemudian berpisah kecuali salah satu dari ke duanya telah melakukan dosa.” (HR. Al-Bukhari)

6. Meninggalkan perbuatan ghibah

Allah SWT berfirman:
“Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan dari prasangka, sesungguhnya sebagian prasangka itu adalah dosa dan janganlah sebagian kamu menggunjingkan (ghibah) sebagian yang lain,sukakah salah seorang di antara kamu memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentunya kamu merasa jijik kepadanya. Dan bertaqwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Penerima tubat lagi Maha Penyayang.” (Al-Hujurat:12)

Kewajiban saling mencintai dijalan Allah bukanlah suatu perintah yang tidak membawa hasil apa-apa. Tetapi Allah memerintahkan sesuatu itu pasti ada buahnya dan hasilnya. Buah dan hasil dari saling mencintai di jalan Allah di antaranya adalah:

* Mendapatkan kecintaan Allah.
* Mendapatkan Kemuliaan dari Allah.
* Mendapatkan naungan Arsy Allah di hari kiamat, pada saat tidak ada naungan kecuali naungan Allah.
* Merasakan manisnya iman.
* Meraih kesempurnaan iman.
* Masuk Surga


Semoga Allah menjadikan kita sebagai orang-orang yang tunduk patuh hanya kepada Allah. Semoga kecintaan dan kebencian kita selalu sesuai dengan apa yang telah disyariatkan oleh Allah dan RasulNya. Apalagi yang kita harapkan kecuali mendapatkan kecintaan dari Allah, mendapatkan kemuliaan dari Allah, mendapatkan naungan ‘Arsy Allah pada hari tidak ada naungan kecuali naunganNya, meraih manisnya Iman, mendapatkan kesempurnaan iman dan masuk ke dalam SurgaNya yang tinggi. Semoga Allah selalu memberkahi dan merahmati kita. Amiin.

Jumaat, 1 Oktober 2010

KiSaH SeriKanDi IsLam

Kisah Srikandi Islam
Saidatina Khadijah sumber kekuatan Rasulullah
ISTERI
Rasulullah SAW, Saidatina Khadijah binti Khuwailid ialah wanita pertama
beriman kepada Allah dan rasul-Nya. Beliau banyak membantu dan
mengukuhkan tekad, Nabi Muhammad dalam melaksanakan risalah dakwah
Islamiah.Beliau sentiasa berusaha meringankan kepedihan hati dan menghilangkan keletihan serta penderitaan suaminya dalam berdakwah.Inilah keistimewaan dan keutamaan Khadijah dalam sejarah perjuangan Islam. Beliau adalah sumber kekuatan di belakang Rasulullah.Rasulullah ketika menceritakan keperibadian Khadijah bersabda, maksudnya: “Demi
Allah, tidak ada ganti yang lebih baik daripada dia, yang beriman
kepadaku saat semua orang ingkar, yang percaya kepadaku ketika semua
mendustakan, yang mengorbankan semua hartanya saat semua berusaha
mempertahankannya dan... daripadanyalah aku mendapatkan keturunan.”Siti Khadijah berasal daripada keturunan terhormat serta terkenal sebagai wanita tegas dan cerdas.Beliau
adalah wanita kaya dan terkenal serta mampu hidup mewah dengan hartanya
sendiri. Namun semua itu dengan rela dikorbankannya untuk memudahkan
tugas suaminya.Hal ini menunjukkan beliau adalah wanita yang
mendorong kemajuan pahlawan umat manusia, melindungi pejuang terbesar
dalam sejarah dengan mewujudkan kedamaian dalam kehidupan suaminya.
Sikap inilah yang menjadi sumber kekuatan Rasulullah sepanjang
kehidupan mereka.Sepanjang hidupnya bersama Rasulullah, Siti
Khadijah setia menyertai Baginda dalam setiap peristiwa suka dan duka.
Setiap kali suaminya ke Gua Hira, beliau pasti menyiapkan semua bekalan
dan keperluannya. Seandainya Rasulullah agak lama tidak pulang, beliau
akan meninjau untuk memastikan keselamatan Baginda.Sekiranya Baginda khusyuk bermunajat, beliau tinggal di rumah dengan sabar sehingga Rasulullah pulang.Apabila
suaminya mengadu kesusahan serta berada dalam keadaan gelisah, beliau
cuba sedaya mungkin mententeram dan menghiburkannya sehingga suaminya
benar-benar merasai ketenangan. Setiap ancaman dan penganiayaan
dihadapi bersama. Malah dalam banyak kegiatan peribadatan Rasulullah,
Siti Khadijah pasti bersama dan membantu Baginda seperti menyediakan
air untuk mengambil wuduk.Kecintaan Siti Khadijah bukanlah
sekadar kecintaan kepada suami, sebaliknya jelas berlandaskan keyakinan
kuat terhadap keesaan Allah.Segala pengorbanan untuk suaminya
adalah ikhlas untuk mencari keredaan Allah. Allah Maha Adil dalam
memberi rahmatNya. Setiap amalan yang dilaksanakan dengan penuh
keikhlasan pasti mendapat ganjaran yang berkekalan.Firman Allah bermaksud: “Barang
siapa yang mengerjakan amalan soleh, baik lelaki mahupun wanita dalam
keadaan beriman, maka sesungguhnya akan Kami berikan kepadanya
kehidupan yang baik dan sesungguhnya akan Kami berikan balasan kepada
mereka dengan pahala yang lebih baik daripada apa yang sudah mereka
kerjakan.” (Surah an-Nahl, ayat 97)Janji Allah itu pasti
benar. Kesan kesetiaan Siti Khadijah bukan sekadar menghasilkan
kekuatan yang mendorong kegigihan dan perjuangan Rasulullah, malah
membawa barakah besar kepada rumah tangga mereka.Anak yang
lahir juga adalah soleh. Keturunan zuriat ahlulbait Rasulullah adalah
insan yang sentiasa taat melaksanakan perintah Allah.Semua ini menghasilkan kekuatan yang membantu meningkatkan perjuangan Islam.
Wallahualam.

Antara 9 Mimpi Nabi Muhammad SAW

Daripada Abdul Rahman Bin Samurah ra berkata, Nabi Muhammad saw bersabda: "Sesungguhnya aku telah mengalami mimpi-mimpi yang menakjubkan pada malam aku sebelum di Israqkan........"

1.. Aku telah melihat seorang dari umatku telah didatang oleh malaikatul maut dengan keadaan yg amat mengerunkan
untuk mengambil nyawanya, maka malaikat itu terhalang perbuatannya itu disebabkan oleh KETAATAN DAN KEPATUHANNYA KEPADA KEDUA IBUBAPANYA.

2. Aku melihat seorang dari umatku telah disediakan azab kubur yang amat menyiksakan, diselamatkan oleh berkat
WUDUKNYA YANG SEMPURNA.

3. Aku melihat seorang dari umatku sedang dikerumuni oleh syaitan-syaitan dan iblis-iblis lakhnatullah, maka
ia diselamatkan dengan berkat ZIKIRNYA YANG TULUS IKHLAS kepada Allah.

4. Aku melihat bagaimana umatku diseret dengan rantai yang diperbuat daripada api neraka jahanam yang dimasukkan dari mulut dan dikeluarkan rantai tersebut ke duburnya oleh malaikut Ahzab,tetapi SOLATNYA YANG KHUSUK DAN TIDAK MENUNJUK-NUNJUK telah melepaskannya dari seksaan itu.

5. Aku melihat umatku ditimpa dahaga yang amat berat, setiap kali dia mendatangi satu telaga di halang dari
meminumnya,ketika itu datanglah pahala PUASANYA YANG IKHLAS KEPADA ALLAH SWT memberi minum hingga ia merasa puas.

6. Aku melihat umatku cuba untuk mendekati kumpulan para nabi yang sedang duduk berkumpulan-kumpulan, setiap kali dia datang dia akan diusir, maka menjelmalah MANDI JUNUB DENGAN RUKUN YANG SEMPURNANYA sambil ke kumpulanku seraya duduk disebelahku. 

7. Aku melihat seorang dari umatku berada di dalam keadan gelap gelita di sekelilingnya, sedangkan dia sendiri di dalam
keadaan binggung, maka datanglah pahala HAJI DAN UMRAHNYA YANG IKHLAS KEPADA ALLAH SWT lalu mengeluarkannya dari kegelapan kepada tempat yang terang - benderang.

8. Aku melihat umatku cuba berbicara dengan golongan orang mukmin tetapi mereka tidakpun membalas bicaranya,maka
menjelmalah SIFAT SILATURRAHIMNYA DAN TIDAK SUKA BERMUSUH-MUSUHAN SESAMA UMATKU lalu menyeru kepada mereka agar menyambut bicaranya,lalu berbicara mereka dengannya.

9. Aku melihat umatku sedang menepis-nepis percikan api ke mukanya,maka segeralah menjelma pahala SEDEKAHNYA YANG IKHLAS KERANA ALLAH SWT lalu menabir muka dan kepalanya dari bahaya api tersebut.

Always Be There:liric: Maher Zain

If you ask me about love
And what i know about it
My answer would be
It’s everything about Allah
The pure love, to our souls
The creator of you and me,the heaven and whole universe
The one that made us whole and free
The guardian of HIS true believers
So when the time is hard
There’s no way to turn
As HE promise HE will always be there
To bless us with HIS love and HIS mercy
Coz, as HE promise HE will always be there
HE’s always watching us, guiding us

So when the time is hard
There’s no way to turn
As HE promise HE will always be there
To bless us with HIS love and HIS mercy
Coz, as HE promise HE will always be there
HE’s always watching us, guiding us
And HE knows what’s in all in our heart

So when you lose your way
To Allah you should turn
As HE promise HE will always be there…

HE bring ourselves from the darkness into the light
Subhanallah praise belongs to YOU for everything
Shouldn’t never feel afraid of anything
As long as we follow HIS guidance all the way
Through the short time we have in this life
Soon it all’ll be over
And we’ll be in His heaven and we’ll all be fine

Ahad, 19 September 2010

Pengertian Dan Keutamaan Al-Ma'thurat

1. Al- Ma'thurat merupakan wirid dan doa harian yang diamalkan oleh Rasulullah SAW. Baginda adalah orang yang paling mengetahui       betapa besarnya ganjaran yang diperolehi dari amalan doa dan wirid tersebut...

2. Wirid, doa, zikir dan istighfar dalam Al- Ma'thurat ini akan memantapkan jiwa di samping memiliki keutamaan dalam segala aspek kehidupan. Mendidik hati agar sentiasa merindui kepada Ilahi dan memberi kelapangan hidup dan kesihatan jasmani...

3. Bagi seorang muslim masanya tidak berlalu begitu saja. Dikala pagi dan petang ia sentiasa bertasbih, istighfar, tahmid dan berdoa kepada Allah dengan zikir yang ma'thur ( yg berasal daripada Nabi SAW )...

4. Jika sesiapa mengamalkan zikir Al- Ma'thurat ini akan merasakan perbezaannya dengan hari2 yang tidak dimulakan dengan zikir Al- Ma'thurat. Begitulah kekuatan doa2 dan wirid dalam Al- Ma'thurat ini sebagai senjata mukmin...

     Beramallah sesuai dengan ajaran Islam, isitu seperti yang diamalkan oleh Rasulullah SAW. Orang2 mukmin yg sejati akan mengisi ruang masanya dengan berbagai amalan dan ibadah yang akan mendekatkan dirinya dengan Allah SWT. Bibirnya sentiasa basah dalam berzikir, membesarkan dan mengagungkan Allah Yang Maha Mulia, kemudian berdoa untuk mengharapkan keredhaan Rabb. Tiada sesuatu yang lebih beerti dlm kehidupan seorang insan melainkan mendapatkan keredhaan Allah.

Sabtu, 18 September 2010

Kala Cinta Menyapa....

Aku Meredhoi atas segala yg menimpaku
sebab aku yakin akan janji Allah
amatlah indah..La Tahzan..

Sebuah kisah tentang perjalanan seorang pemuda dalam mencari cinta yang sesungguhnya serta keikhlasan seorang wanita dalam menerima Takdir  Hidupnya..

Berlindunglah kepada Allah yang Maha mengetahui segala kebaikan dan keburukan agar engkau mampu mengambil hikmah dari kisah ini..

                 Dahulu di sebuah desa yang makmur terdapat seorang gadis desa bernama Syahdiya yang cantik jelita.. Banyak pemuda di desa tersebut jatuh cinta pada kecantikannya. Namun dia berbeda dengan gadis desa lainnya yang terkesan lugu dan senang tuk di rayu. Dia tahu bahwa banyak pemuda yang mencari simpatinya itu hanya berpandang pada kecantikannya semata. Bahkan di antara pemuda desa mereka saling bertarung untuk mendapatkan cinta dari Syahdiya.
                Lalu suatu hari datang seorang pemuda dari kota ke desa tersebut. Dia seorang mahasiswa jurusan kedokteran yang tengah mengadakan penelitian. Setelah beberapa hari menginap di desa itu, kabar tentang kecantikan gadis bernama Syahdia itu pun terngiang di telinganya. Dia penasaran lalu berniat menjumpainya. Pemuda itu lalu bertanya pada seorang bapak paruh baya, tuan rumah yang ia tempati.
                “Jika kamu ingin menjumpainya, malam ini shalatlah di masjid desa. Biasanya dia shalat maghrib di masjid tersebut kemudian dia tetap berada di masjid mengkaji siroh sahabat bersama beberapa temannya menanti datangnya waktu 'Isya. Juga biasanya ia mengenakan mukena hitam panjang.” Kata bapak paruh baya tersebut.
Malam ini pemuda itu hendak shalat di masjid desa sekaligus ingin melihat wanita yang kabarnya cantik jelita itu. Seusai shalat maghrib, para warga yang bersholat disitu pun pulang maka tinggallah Syahdiya bersama tiga orang temannya tengah mengkaji siroh sahabbyyah.
Pemuda Kota itu pun turut menunggu namun ia tak bisa melihat wajah Sahdiya karena hijab (Kain putih pembatas lelaki dan wanita) menutupi sehingga ia memutuskan untuk menunggu hingga ba'da I'sya ketika Syahdiya pulang. Kerna tak tahu hendak melakukan apa di dalam masjid, dia pun mengambil sebuah buku di dalam lemari masjid untuk dibaca dan ternyata buku yang diambilkannya tersebut adalah Al-Qur'an dan terjemahannya. Dan pada saat itu ia membuka tepat pada surat An-Nur. lalu matanya tertuju pada Ayat yang ke 26.
          “Wanita-wanita yang keji adalah untuk laki-laki yang keji, dan laki-laki yang keji adalah buat wanita-wanita yang keji (pula), dan wanita-wanita yang baik adalah untuk laki-laki yang baik dan laki-laki yang baik adalah untuk wanita-wanita yang baik (pula). Mereka (yang dituduh) itu bersih dari apa yang dituduhkan oleh mereka (yang menuduh itu). Bagi mereka ampunan dan rezki yang mulia (surga) (QS AN-Nur : 26)”
         Tangannya lalu bergetar setelah membaca mahzab Allah tersebut. Begitu pun hatinya. Dia yang minim akan pengetahuan agama itu semakin penasaran terhadap ayat Allah yang satu itu. Perlahan Ia menutup kitab itu lalu mengangkat kepalanya tiba-tiba kain putih yang menjadi hijab itu tertiup oleh hembusan angin yang begitu sejuk. Tepat di depan pandangannya seorang wanita menunduk membacakan sebuah kitab. Kerna batinnya merasa ditatap, wanita bermukena hitam itu lalu mengangkat wajahnya menatap kedepan melihat seorang pemuda yang menatapnya. Dia lalu menunduk malu dan Semilir angin pun berhenti maka hijab pun menutupi pandangan itu.
            Subhanallah.. Baru kali itu dia menatap wanita yang begitu sejuk dalam tatapan. Dia tak pernah menjumpai wanita semacam itu di kota.
            Besoknya pemuda itu lalu meminta untuk diantarkannya ke rumah gadis tersebut oleh bapak pemilik rumah yang ia singgahi. Sang bapak pun menyuruh anak perempuannya yang masih gadis juga untuk mengantarkan pemuda Kota itu ke rumah dimana Syahdiya tinggal. Hanya sebuah rumah yang beratapkan Rumbia, berdindingkan sulaman bambu dan berlantaikan tanah.
          Sesampai mereka di rumah tersebut, disambutlah dengan senyuman manis oleh Sahdiya. Ia mempersilahkan mereka masuk lalu di hidangkan sebuah teh hangat. Kemudian Ia menyuruh mereka untuk menunggu sebentar setelah mendengar panggilan dari seorang wanita tua terhadapnya. Ia lalu ke belakang menemui wanita tersebut lalu menyahutinya. (Apabila kita dipanggil oleh orangtua sebaiknya kita menemui mereka baru menyehutinya)”
           “Labayka ya Jaddah??” (Ada apa Nek) Tanyanya dengan lembut.
Rupanya nenek tersebut meminta untuk dimandikan. Dialah satu-satunya keluarga yang dipunya Syahdia. Seorang nenek yang sudah sangat tua. Ia hidup hanya bersama nenek tersebut dari kecil setelah kedua orangtuanya meninggal. Dialah yang memandikan nenek tersebut setiap pagi dan petang. Membuang hajatnya, menemaninya tidur dan sebagainya. (Ingat..!! suatu ketika orangtua kita akan seperti itu. Dan kita harus ikhlas melayaninya seperti mereka melayani kita semasa kecil dahulu)
            Sementara di depan pemuda tersebut menatap-natap isi rumah yang jauh dari kesederhanaan itu. Kemudian datanglah Syahdiya setelah usai menyelesaikan tugasnya. Lidia, gadis yang menghantarkan pemuda kota itu lalu menjelaskan kedatangan mereka. Katanya pemuda tersebut ingin berkenalan dengannya karena dia baru di desa tersebut. Syahdiya pun menyambut dengan senang hati namun tidak berlebihan.
              Pemuda kota yang mempunya senyum manis dengan sebuah lesung pipit di pipi kanannya tersebut lalu mengulurkan tangannya menyampaikan namanya.
              “Roman.” Singkat pemuda itu.
               Syahdiya lalu menelungkup kedua tangannya seraya menunduk.
             “Ana Ma'rifatus Syahdia.”
             Terjadilah percakapan singkat antara mereka. Pemuda bernama Roman itu semakin Yakin dengan wanita tersebut. Lewat tutur katanya yang lembut kesopanan serta perangainya dalam bersikap membuat pemuda kota itu jatuh hati padanya.
Besok pemuda itu sudah harus berangkat lagi ke kota tempat ia belajar. Ia berniat setelah lulus dari kuliah nanti dia hendak kembali ke desa tersebut untuk melamar wanita yang telah menawan hatinya itu.
             Setelah dua tahun kemudian pemuda kota itu kembali lagi ke desa tersebut dengan segala persiapan diri yang telah matang. Dia pun mulai mempelajari makna dari surat An-Nur ayat 26 serta islam yang sesungguhnya. Serta senantiasa menjalankan sunnah Rosulullah dalam kesehariannya. Dia berniat mengkhitbah Syahdiya wanita yang dipilihnya semata karena Allah..
             Namun ketika ia datang sudah tak ada lagi Syahdiya di desa tersebut.. Ketika ia menanyakan pada warga, mereka hanya diam kemudian pergi meninggalkannya. Ia kemudian menemui bapak paruhbaya ayah ankatnya ketika menginap dirumahnya tahun lalu..
Bapak itu lalu mengatakan bahwa Syahdiya mengidap penyakit kusta sehingga dia di asingkan di hutan belakang kampung tersebut dekat sebuah air terjun.
            Pemuda itu lalu menangis terseduh terhempas di pelukan bapak itu. Dia tetap menginginkan untuk dipertemukan dengan Syahdiya. Lalu bapak itu pun menghantarkannya menuju hutan dimana wanita itu di asingkan. Disana Ia di asingkan di sebuah gubuk tua sendirian setelah sang nenek yang dirawatnya meninggal. Kalau pun ada warga yang menjenguknya, mereka agak menjauh karena takut tertular penyakit yang dialaminya.
             Ketika datang Roman bersama bapak yang mengantarnya, disambutlah Syahdiya dengan senyuman tulus seperti biasanya seolah tak ada beban dalam hidupnya. Ia lalu mempersilahkan mereka duduk di tempat khusus tamu.
             Tanpa berbasa-basi Roman langsung menyampaikan pada Syahdiya bahwa dia hendak mengkhitbahnya. Ma'rifatus Syahdiya lalu menunduk haru. Dahulu begitu banyak pemuda yang mendekatinya mengharapkan cinta dari dirinya namun setelah penyakit menular itu menyerang dirinya mereka menjauh. Dan kini datang seorang pemuda dengan wajah penuh ketulusan menawarkan sebuah ikatan suci padanya. Namun ia tak bisa menerimanya.
             “Bagaimana mungkin aku menerima pinangan antum ya akhie. Aku tidak ingin menzolimi akhun. Aku yakin antum telah mendengar apa yang menimpa diriku ini.” Ungkap Syahdiya.
             “Seperti apapun penyakit yang ukhti derita, ana tidak peduli..” Tegas Roman.
             “Cinta yang antum agungkan telah membutakan mata antum sehingga tak dapat melihat lebih jauh.. Apa yang antum harapkan dari diriku? Aku bahkan tidak bisa memberikan apa-apa pada diri antum.”
             “Kesetiaan ya ukhtie” singkat Roman.
              “Kesetiaan saja tak cukup dalam menjalin sebuah bahtera.” Syahdiya lalu menunduk dengan airmata yang berlinang terharu akan itikad pemuda itu. “Batinmu pun membutuhkan cinta.. sebuah cinta yang nyata. Dan aku tak bisa memenuhinya. Di luar sana masih banyak wanita yang lebih baik dari diriku. Yang bisa memberimu keturunan dan cinta yang sepenuhnya. Pergilah.... Biarkanlah aku disini dengan derita ini. Ini telah menjadi takdir Allah Untukku.
            “Walillahi ya ukhtie.. Kamulah wanita yang aku pilih atas nama Allah... Jika kerna cantikmu, banyak wanita yang cantik di dunia ini. Aku siap berpuasa untuk itu ya Ukhtie.”
             Syahdiya tetap tak mau menerima pinangan pemuda itu sebab dia tahu akan menjadi haram jika pernikahannya terjadi sebab akan ada yang terzolimi dengan pernikahan tersebut.
              Namun pemuda itu tetap bertahan pada pendiriannya sebab dia yakin akan lebih baik jika kita bersabar. Dia lalu kembali ke kota melanjutkan studynya di spesialis jantung. Dia kuliah sambil bekerja di sebuah Rumah Sakit Umum dan uangnya ditabung untuk membiayai Syahdiya berobat nantinya. Dua tahun kemudian pemuda yang telah diangkat menjadi dokter spesialis jantung itu datang ke desa itu lagi dengan niat tulusnya hendak melamar wanita yang dipilihnya karena keshalihannya tersebut.
              Dia lalu menemui bapak angkatnya lagi untuk dipertemukan dengan Syahdiya namun bapak tersebut lalu membawanya ke pusara yang Nisannya bertuliskan nama Ma'rifatus Syahdia. Dia lalu menangis terhempas tak berdaya.. Tak tahu apa yang hendak dilakukan olehnya..
             Begitulah insan.. kala cinta telah menyapa, kita rela melakukan apapun demi mendapatkan cinta itu. Mungkin rencana kita telah baik, namun perlu di ingat bahwa rencana Allah lebih baik lagi. Belum tentu apa yang kita anggap baik dimata kita baik pula dimata Allah.. Dia telah mempersiapkan yang lebih baik untuk kita. Yang sesuai dengan akhlak serta perangai kita. Jikalau kita mencinta janganlah sampai kita merasa memiliki kerna apabila yang kita cintai tiada kita akan merasa kehilangan yang teramat sangat.. Ikhlaskanlah segalanya pada Allah dan yakin akan janjinya.. Apapun yang diberikan pada kita itulah yang terbaik untuk kita.
            Ana doakan semoga kita semua mendapatkan pasangan yang benar-benar diridhoi oleh Allah.. dan ketika kita mencintai, hanya atas Asma-Nya.
            "Sesungguhnya kamu tidak akan dapat memberi petunjuk kepada orang yang kamu kasihi, tetapi Allah memberi petunjuk kepada orang yang dikehendaki-Nya.." (Al-Qashash : 56)
           Seindah apapun kisah yang ana tuliskan lebih indah lagi kisa para shahabat wa Shahabyyah..

           Aku berlindung kepada Allah dari godaan Syeitan yang terkutuk.

           Terima kasih atas segala do'a serta dukungannya..

Ditulis oleh : Imints Fasta
Minggu, 05 September 2010
      Inspirasi : 1. a true story
                           Dahulu di desaku pernah ada seorang wanita cantik yang menderita penyakit menular lalu di asingkan di hutan belakang                                    kampung dekat sebuah air terjun.
                       2.  Kisah Nabi Ayub
                           Beliau pernah menderita penyakit kusta sehingga di asingkan masyarakat.

      Bagi Antum sekalian yang merasa kisah ini bagus, silahkan di share. Pastikan bahwa da'wa tak hanya berakhir di tanganmu.
      Kalaupu nak copy ke catatan antum jaangan lupa sertakan Link sumbernya..
      Jazakumullah Khairon Katsiron...
      Saling mengingatkan dalam kebaikan.
      Oh yeah.. Jangan lupa baca pula cite ana yang lainnya.. Jazakumullah khoir...